• Home
  • About
  • Contact
    • Category
    • Category
    • Category
  • Shop
  • Advertise
facebook twitter instagram Youtube

TAKATIL TEAM BLOG

 ~Part 47~
Semakin Mesra

Arini bangkit dari ranjang, ia memungut lalu memasang baju, dan celana tanpa dalamannya, ia berlari kecil ke kamar mandi, untuk mencuci bersih tangannya, baru ia menghampiri Si Kembar.
Abi hanya bisa mengelusi ularnya. ‘Tunggu giliran ya,’ batinnya. 
“Sayang, pakai baju, terus cuci tangan, bantu pegang Dilla!”
 panggil Arini yang menggendong Abizar. 
“Iya ... iya,” jawab Abi sambil melakukan yang diperintahkan Arini. 
Abizar tidur di dalam gendongan Arini, sedang Ardilla di dalam gendongan Abi. 
“Mereka kembar, tapi tidak mirip ya, Sayang,”
 kata Arini sambil mengamati Si Kembar yang sudah mereka letakan di dalam box mereka masing-masing.
“Iya, tapi kata orang kalau masih usia segini wajahnya masih berubah-ubah,” sahut Abi. 
“Ooh begitu yaa, terus apanya yang nggak berubah?”
Arini mendongakan wajah, ia menatap wajah Abi dengan pandangan menggoda. 
“Yang tidak berubah... cinta kita, Sayang. 
Kita, tetap sama, dan satu lagi yang aku harap tidak berubah,” 
bisik Abi tepat di atas wajah Arini.
 “Apa?” tanya Arini manja. 
“Keomesanmu ... kamu tahu, omesmu itu membuat aku mabuk kepayang. 
Membuat aku tergila-gila padamu. Itu membuatmu istimewa, kamu tahu, aku jadi merasa awet muda tiap kali keomesanmu muncul.”
 Abi mengecup bibir Arini lembut. 
“Iiih ... masa aku omes sih? Nggak ah ... biasa saja,”protes Arini. 
Bibirnya dimanyunkan. 
“Eeh ... tadi kita belum kelar ya main ular tangganya, gara-gara Si Kembar bangun. 
Mau lanjut lagi tidak?” tanya Arini. 
‘Baru saja menolak dikatakan omes, sudah ingat saja yang begituan. 
Hhhhh ... itu apa namanya kalau buka omes, Arini.’ 

Silahkan klik link atau lihat video di bawah video ini untuk melanjutkan ceritanya..👇👇
https://www.youtube.com/watch?v=tiG0tqfc_ns



Share
Tweet
Pin
Share
1 comments

 ~Part 46~
Milik Si Kembar

Arini menyusui putra, dan putrinya secara bergantian. Abi ikut membantunya. 
Diusia dua bulan, keduanya terlihat gemuk menggemaskan. 
Setelah selesai menyusui, keduanya dibaringkan di dalam dua box bayi yang ada dikamar mereka. Abi menurunkan kelambu di box bayi. 
Untuk mencegah putra, dan putrinya agar tidak digigit nyamuk. 
Arini ingin memasang bra yang tadi dilepas saat ia menyusui, tapi Abi merebut branya.
 “Masih ada yang belum kamu susui, Sayang” 
Abi melempar asal saja bra Arini. Lalu ia melepas kaosnya sendiri.
“Sudah dua-duanya aku susuin, Sayang, tadi lihat sendiri’kan?” 
“Tapi, yang ini sudah dua bulan tidak menyusu, Sayang.” 
Abi menarik Arini agar berdiri di hadapannya yang duduk di tepi ranjang. 
Tangan Abi melekat erat di pinggang, dan punggung Arini. 
Arini menyodorkan buah dadanya ke mulut Abi dengan memegang buah dadanya sendiri.
“Jangan isap ujungnya, itu punya si kembar, kalau mau dijilat saja,” katanya. 
Lidah Abi mulai menjilati ujung buah dada Arini. 
Kedua tangannya melepas celana piyama Arini, sekalian celana dalamnya juga.
 Kemudian Abi menarik Arini, agar rebah di atas ranjang. Tepat di atas tubuhnya. 
Tangan Arini masuk ke balik celana Abi. 
Tangannya menggenggam ular Abi. 
“Lumutan nggak, Sayang, lama nggak dipakai?” tanya Arini menggoda. 
“Tidak tahu, coba Arini periksa sendiri,” jawab Abi. 
Arini bangun dari berbaringnya. Ia duduk di sisi tubuh Abi. 
Ditarik lepas celana pendek, dan celana dalam Abi sekalian.

Silahkan klik link atau lihat video di bawah ini untuk melanjutkan ceritanya...👇👇
https://www.youtube.com/watch?v=ueHbB5ALNzA



Share
Tweet
Pin
Share
1 comments

 ~Part 45~
Twins

Abi turun dari ranjang, ia meraih celananya di kaki ranjang, lalu berjalan ke kamar mandi.
Tiba-tiba Arini terkikik geli. 
Abi menatapnya bingung. 
“Ada apa?”
 “Om sini!” dilambaikan tangannya ke arah Abi. 
“Apa?” tanya Abi bingung. 
“Aku kasian sama ular Om,” 
katanya sambil menyentil ular Abi yang terlihat masih ngacung dari balik celananya. 
‘Ya Tuhan ... Arini, jangan membuat kepalaku tambah pusing, dong!’ batin Abi. 
Arini bangun dari rebahnya, ia turun dari atas ranjang, lalu melepaskan celana Abi.
Didorongnya Abi agar duduk di tepi ranjang.
“Karena aku istri yang baik, jadi pastinya tidak tega dong, kalau ular suaminya lapar nggak dikasih makan,” cerocos Arini. 
Tangan Arini, menuntun milik Abi memasuki miliknya. ‘Arini, modus. 
Hhhhhh ... memiliki istri modus itu, enak juga ternyata. 
Tapi labilnya itu yang kadang bikin kesal.... ‘
 Perlahan Arini duduk di atas pangkuan Abi, sampai milik Abi masuk semua.
 Arini bergerak aktif, bibirnya, tangannya, kakinya, tubuhnya, lidahnya, semuanya.
 “Enghhhh ... capek, Om,” desahnya dengan keringat bercucuran di wajah, dan tubuhnya, setelah mereka berdua sampai ke puncaknya. 
‘Hhhh ... sakit saja bisa dua kali hanya dalam sekejap, Ariniku memang luar biasa.’ Batin Abi.
Abi menurunkan Arini dari atas pangkuannya, direbahkan Arini di atas ranjang, diselimuti istrinya sampai ke atas dada.
 “Aku mandi dulu ya, Sayang,” bisik Abi, lalu dikecup kening Arini. 
Arini memejamkan matanya. Ia mencoba untuk tidur.

Silahkan klik link atau lihat video di bawah ini untuk melanjutkan ceritanya...👇👇
https://www.youtube.com/watch?v=Ki49uwIZPv8



Share
Tweet
Pin
Share
1 comments

 ~Part 44~
Bukti Cinta

Usai sholat subuh, Abi berbaring di sisi Arini. 
Dipeluknya tubuh Arini yang gemetar, mata Arini terbuka. 
“Kenapa tidur di ruang tengah tadi malam, Sayang?”tanya Abi 
“Om nyebelin aku dicuekin!” sengit Arini. 
“Tadi malam, aku mengantuk sekali.” 
Abi mempererat pelukannya. 
“Enghhh ... meluknya salah,” gumam Arini. 
Cup! Abi mengecup kening Arini. “
Salah bagaimana?” 
“Kata Om, harus sama-sama lepas baju biar hangatnya bisa mengalir, dengan kontak tubuh langsung,” jawab Arini. 
‘Ya Tuhan ... Arini. Sakit masih saja modus,’ batin Abi.
Abi melepas kaosnya, lalu melepas baju, dan bra Arini. 
Abi memeluk tubuh Arini. 
“Om!” 
“Hmm.... “ 
“Tanggung amat!”
 “Apanya?” tanya Abi bingung. 
“Melepas bajunya.” 
“Eeh ... maksudnya?”
 “Yang di bawah nggak dilepasin juga?”
 ‘Oh Tuhan, Arini ... itu pertanyaan, tawaran, atau ajakan?’ 
“Arini mau ini dilepas juga?” tanya Abi dengan tangan meraba pangkal paha Arini. 
Arini mengangguk malu-malu. 
Abi bangun dari rebahnya, dilepas celana Arini, lalu ia berbaring lagi memeluk Arini. 
“Om!”
 “Hmmm.... “
 “Aku cuma dipeluk begini saja?” 
“Eeh ... terus Arini mau diapakan lagi?” 
“Apa kek gitu!” 
‘Ya ampun ... Arini.... ‘ Abi melepaskan pelukannya, lalu menggeser tubuhnya. 
Diposisikan tubuhnya di atas tubuh Arini. 
Kedua tangannya menahan beban tubuh, agar tidak menindih tubuh Arini.

Silahkan klik link atau lihat video di bawah ini untuk melanjutkan ceritanya...👇👇
https://www.youtube.com/watch?v=PK9SP05PD6E



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • youtube
  • Youtube

Categories

  • Internet
  • Kumpulan Novel
  • Membuat Email
  • Mempercantik Blog
  • Naruto Shippuden
  • OLAH RAGA
  • Tips Computer

recent posts

Sponsor

Blog Archive

  • January 2023 (5)
  • January 2022 (4)
  • December 2021 (10)
  • November 2021 (6)
  • October 2021 (5)
  • September 2021 (19)
  • August 2021 (3)
  • November 2013 (1)
  • October 2013 (6)
  • August 2013 (3)
  • July 2013 (1)
  • June 2013 (1)
  • April 2013 (2)
  • March 2013 (3)
  • December 2012 (10)
  • November 2012 (1)
  • October 2012 (5)
  • September 2012 (8)
  • May 2012 (1)

Copyright © 2023 Takatil Team. All Rights Reserved. Created with by ThemeXpose