Abi pov Aku memejamkan mataku sambil bersandar di kursi pesawat, dalam penerbanganku ke Sumatera. Pertanyaan Arini, sangat mengganggu pikiran, dan juga perasaanku. ‘Hhhh ... Arini, kenapa harus kamu tanyakan pertanyaan yang sebenarnya sangat kamu tahu dengan pasti apa jawabannya?. Kamu sudah tahu, kalau aku patah hati dengan Mamahmu. Kamu sudah tahu, kalau cintaku selama ini hanya untuk Mamahmu. Aku mencintainya, sangat mencintainya. Dia cinta pertamaku, dan aku pernah berharap dialah cinta terakhirku. Saat aku pergi untuk kuliah ke luar negeri, aku memintanya untuk menungguku, menunggu aku untuk
melamarnya.
Masih teringat saat perpisahan dulu. Airin menangis
dalam dekapanku.
Dia mengatakan, kalau dia mencintaiku.
Dia mengatakan, kalau dia akan merindukanku.
Dia mengatakan, kalau dia akan sabar menungguku.
Aku memeluknya....
Aku menciumnya....
Ciuman pertama kami, yang juga ternyata adalah
ciuman terakhir kami.
Tapi apa yang terjadi.
Dia menghianatiku dengan temanku sendiri.
Dia meninggalkanku dengan luka dihati.
Dia mengingkari janjinya kepadaku.
Itu menyakitiku ... sangat sakit.
Tapi, aku tidak pernah bisa membencinya.
Cintaku untuknya tetap terjaga hingga ia menutup
mata, dan mungkin hingga saat iini.
0 comments