Abi masuk ke dalam kamar. Arini yang tadinya duduk di tepi ranjang langsung berdiri. Matanya menatap cemas kearah Abi. “Om!?” Abi mendekati Arini yang sudah mandi. Mencium aroma wangi tubuh Arini. “Wangi.... “ katanya sambil mengecup rambut basah Arini. Arini mendongak menatap wajah Abi yang tubuhnya jauh lebih tinggi darinya. Abi menundukan wajahnya. Tangannya menarik pinggang, dan tengkuk Arini Bibirnya melumat bibir Arini lembut. Satu tangan Arini melingkar di leher Abi, yang satu lagi mengelus punggung Abi.
Abi sudah lupa, kalau Mamah, dan Papahnya tengah
menunggu mereka di ruang tengah, bahkan pintu kakar
tidak tertutup dengan rapat. Sedang Arini tisak sempat
bertanya, apakah orang tua Abi sudah pulang, atau belum.
“Arini.... “ bisik Abi di telinga Arini.
“Om ... enghhh ... geli ... Om ... enghhh, Om.... “ Arini
bergidik, karena merasakan geli saat Abi menggigit-gigit
telinga, dan kulit lehernya.
Kriiuukk ... kriuukk....
Perut Arini berbunyi.
Abi mengangkat kepala, lalu melepaskan tangan dari
tubuh Arini.
“Kamu lapar?” Pertanyaan Abi membuat wajah Arini
memerah.
0 comments