Melihat Abi tertidur, Arini segera turun ke lantai bawah untuk sarapan. Bik Wati sudah membuatkan bubur untuk Abi. Selesai sarapan, Arini menelpon Ina untuk memberitahu ia tidak kuliah hari ini, karena suaminya sakit. Arini kembali ke kamar dengan membawa semangkok bubur untuk Abi. Arini membuka pintu, tapi Abi tidak ada di atas ranjang.
“Om, Om!” Arini membuka pintu kamar mandi.
Terlihat Abi bersandar miring di dinding membelakangi
Arini.
“Om, Om sedang apa?” Arini mendekati Abi.
Abi tidak menjawab.
“Eh ... oh, Om pipis, eeh ... aku ke luar dulu,” kata Arini
dengan wajah merona tersipu.
“Arini!” Panggil Abi lemah.
“Ya, Om,” jawab Arini tanpa menengok ke arah Abi.
“Aku lemes, bisa cucikan punyaku tidak?” Tanya Abi
dengan suara lemah.
“Cucikan apanya, Om?” Tanya Arini bingung.
“Ini ... juniorku “ jawab Abi.
“Eeh ... tidak mau, Om.” Kepala Arini menggeleng kuat.
“Ooh ... ya sudah, tidak apa-apa.” Abi berusaha
sekuatnya untuk tidak jatuh, badannya benar-benar terasa
lemas. Dicucinya sendiri juniornya.
Arini menunggunya di ambang pintu kamar mandi.
Abi berjalan pelan ke luar dari dalam kamar mandi.
“Om!”
“Tidak usah dibantu, aku bisa sendiri,” tolak Abi, saat
Arini ingin memegang tangannya.
Untuk Melanjutkan Ceritanya, Silahkan Klik Link atau Lihat Video di Bawah ini... ⬇️⬇️ https://youtu.be/m_WQ82Teh2s
0 comments