Arnita, dan Abi duduk berhadapan di sofa ruangan kantor Abi. “Sudah sangat lama ya, Bi, kita tidak bertemu.” Arnita menatap wajah Abi. “Iya, Mbak. Terakhir bertemu waktu resepsi pernikahan, Mbak. Mbak sudah dikarunia berapa putra, dan putri, Mbak. Pasti sudah besar-besar ya?” “Cuma satu putra, Bi. Apa kabar orang tua, dan kakak-kakakmu?” “Alhamdulillah baik, Mbak. Mbak, dan keluarga sendiri bagaimana?” “Baik, Bi. Tapi, suamiku, Faezal Effendi sudah meninggal.” “Innalillahi wa innailaihi rojiun, jadi Mbak cuma tinggal berdua dengan Fathan?”
Arnita menatap wajah Abi.
“Kamu tahu Fathan, Bi?”
Abi mengangguk.
“Fathan satu kampus dengan istriku,” jawab Abi.
“Arini Artaputri, putri dari Arta, dan Airin, iya kan, Bi?”
“Mbak tahu?” Tanya Abi heran.
“Karena hal itulah aku datang ke sini, Bi.”
“Maksud mbak?”
“Bi ... Fathan dia.... “
“Mencintai Arinikan, Mbak?” Pertanyaan Abi
membuat Arnita terperangah.
“Kamu sudah tahu, Bi?” Tanya Arnita.
Abi mengangguk.
“Aku tahu, Mbak. Aku minta Arini sebisa mungkin
menjauhi Fathan, bukan karena aku ingin menutupi
hubungan persaudaraan mereka. Aku hanya takut Om
Arman, ayah Mbak akan melaksanakan sumpahnya, aku
harap, Mbak bisa mengerti.”
Untuk Melanjutkan Ceritanya, Silahkan Klik Link atau Lihat Video di Bawah ini...⬇️⬇️ https://youtu.be/XtjyzVtmyh8
0 comments