Novel Romantis Cinta Dua Saudara - Bab 2 Kesepakatan
~Bab 2~
Kesepakatan
Namaku
Danang, Di. Danang bukan Bambang!"
"Tau!"
ucapku ketus. "Kamu apa-apaan sih mas, bisa-bisanya punya pikiran kayak
gitu. Gimana kalau ayah dan ibu tahu ide gilamu itu!"
"Mereka
sudah tahu dan mereka menyuruhku untuk memikirkannya, aku sudah memikirkannya
bahkan aku sudah istikharah dan hasilnya yakin menikahimu," ucapnya yakin.
"What!"
Aku kaget dengan pengakuannya, aku di kelilingi orang-orang yang kurang waras.
"Mas kita ini saudara, bagaimana mau menikah?"
"Kita
memang saudara tapi kita bisa menikah, kita bukan mahram. Tidak ada larangan
untuk menikah," dia tetap kukuh dengan keinginan.
"Dalam
Islam orang yang haram di nikahi adalah :
1.
Ibu
2.
Anak Perempuan
3.
Saudara Perempuan (kakak atau adik perempuan)
4.
Saudara perempuan ayah (bibi atau bulik atau bude dan sebagainya).
5.
Saudara perempuan ibu (bibi atau bulik atau bude dan sebagainya).
6.
Anak perempuan dari saudara laki-laki (keponakan)
7.
Anak perempuan dari saudara perempuanmu (keponakan)
8.
Para ibu yang telah menyusui (Ibu susu)
9.
Saudara perempuan sepersusuan
10.
Mertua
11.
Anak tiri perempuan dari istri, jika ibunya sudah digauli maka haram hukumnya
menikahi anak tirinya.
12.
Menantu
13.
Perempuan kakak beradik dalam satu pernikahan.
Tidak
ada saudara tiri di dalam ayat itu" papar mas Danang panjang lebar.
"Itu
ada dalam Al Qur'an, surat An-nisa ayat 23, makanya kamu itu ngaji. Diajak
ngaji susah banget sih," sunggutnya.
Lah,
dia jadi ceramah kan akhirnya. Ku akui, kalau berdebat dalam urusan agama pasti
aku akan kalah telak dengannya. Ya iyalah di mengambil kuliah jurusan Hukum
Islam, atau apalah pokoknya berhubungan dengan urusan hukum Islam, mana mungkin
bisa aku tandingi keilmuannya. Dimana aku mengambil jurusan komunikasi dan
informatika, sesuai cita-citaku ingin bekerja di kantor di belakang meja.
"Aku
bilang tidak akan ada laki-laki di dunia ini yang menyayangimu dan mengerti
dirimu melebihi aku," ucap mas Danang lagi.
"Ya iyalah, mas Danang selalu membuat laki-laki menjauhiku. Bagaimana akan ada yang mengerti dan menyayangiku," jawabku sebal.
0 comments